PENDAHULUAN
Banyak
produsen yang membuat suatu produk tidak menjual secara langsung produknya
kepada konsumen akhir (end user), pertimbangan biaya distribusi biasanya
menjadi faktor utama perusahaan memilih tidak mendistribusikanya sendirian ke
konsumen akhir terutama untuk wilayah pemasaran yang belum tercover oleh
perusahaan. Diantara produsen dan konsumen ada sekelompok perantara yang
menyalurkan produk diantara mereka. Perantara ini sering disebut dengan saluran
pemasaran. Saluran pemsaran adalah organisasi – organisasi yang saling
tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk dan jasa menjadi
tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen.1 Perangkat
ini lah yang menjadi alur lintas produk dari produsen ke konsumen setelah
diproduksi.
Perantara pemasaran produk ini
bermacam macam dan biasanya bertigkat. Untuk tingkat pertama biasanya di
tempati perwakilan wilayah yang biasanya perusahaan sendiri menanganinya.
Kemuadian ada agen tunggal yang mencangkup daerah pemasaran lebih kecil. Perlu
diingat agen juga merupakan perwakilan perusahaan juga karena bisa bertindak
atas nama perusahaan Selanjutnya biasanya disusul oleh pedagang biasa yang
menjual tidak hanya satu produk perusahaan. Di tingkat ini bisanya sudah sampai
ke konsumen akhir tetapi ada juga yang disalurkan ke tingkat yang lebih kecil
lagi seperti warung –warung yang kemudian bisa dipakai langsung oleh konsumen
akhir. Dan saluran-saluran pemasaran ini sangat membutuhkan lembaga-lembaga
pemasaran sebagai wadah pendistribusian barang dan jasa.
A.
DEFINISI
LEMBAGA PEMASARAN
·
Lembaga pemasaran adalah
badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa
dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan
badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran muncul karena adanya
keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu (time
utility), tempat (place utility), dan bentuk (form utility).
·
Menurut Kotler (1997) lembaga pemasaran
timbal karena adanya keinginan consumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai
waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini
adalah menjalankan fungĂs-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen
semaksimal mungkin.konsumen memberikan balas jasa lepada lembaga pemasaran ini
berupa marji pemasaran. Lembaga pemasaran ini dapat digolongkan menurut
penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan bentuk usahanya.
B. JENIS-JENIS LEMBAGA
PEMASARAN
Swastha
berpendapat bahwa secara luas terdapat dua golongan besar lembaga pemasaran
yang terlibat dalam saluran distribusi yaitu perantara pedagang dan perantara
agen.
1.
Perantara
Pedagang
Perantara ini
mempunyai hubungan yang erat dalam kepemilikan barang. Mereka berhak memiliki
barang-barang yang dipasarkan, meskipun memilikinya tidak secara fisik.
Pedagang dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
a) Produsen, yang
membuat sekaligus menyalurkan barang ke pasar
b) Pedagang besar,
yang menyalurkan barang ke pengusaha lain
c) Pengecer, yang
menjual barang kepada konsumen akhir
2.
Perantara Agen
Agen disini
didefinisikan sebagai lembaga yang membeli atau menjual barang-barang lepada
pila lain. Dalam kenyataannya, agen dapat beroperasi pada semua tingkat dalam
statu saluran pemasaran. Secara garis besar agen dibagai kedalam dua kelompok,
yaitu agen penunjang dan agen pelengkap.
a) Agen Penunjang (Facilitating
Agent)
Agen penunjang
merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa aspek pemindahan
barang dan jasa. Kegiatan agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan
barang-barang sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan
pembeli dan penjual. Agen penunjang dibagi dalam beberapa golongan, yaitu: agen
pengangkutan borongan, agen penyimpanan, agen pengankutan khusus, serta agen
pembelian dan penjualan.
b) Agen Pelengkap (Supplemental
Agent)
Agen pelengkap
berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan tujuan
memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain
tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran
barang, maka agen pelengkap ini dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang
dilakukannya antara lain berupa: jasa konsultasi, jasa finansial, jasa informasi
dan jasa khusus lainnya.
Sementara
Sudiyono (2001) mengungkapkan bahwa menurut penguasaannya terhadap komoditi
yang diperjualbelikan, lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
- Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai komoditi, seperti agen perantara, makelar (broker, selling broker dan buying broker)
- Lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi pertanian yanng diperjualbelikan, seperti pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir, dan importir
- Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai komoditi pertanian yang diperjualbelikan, seperti perusahaan-perusahaan penyedia fasilitas transportasi, asuransi, surveyor dan lain sebagainya.
Lebih
lanjut Sudiyono (2001) menyatakan bahwa pada kenyataannya suatu lembaga
pemasaran dapat menjalankan lebih dari satu fungsi pemasaran. Oleh sebab itu,
perlu diketahui mengenai bentuk usaha dari lembaga pemasaran tersebut.
Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran komoditi
pertanian sangat beragam. Ada komoditi yang melibatkan banyak lembaga pemasaran
dan ada pula yang hanya melibatkan sedikit lembaga pemasaran.
Anindita
(2004) menjelaskan bahwa kelembagaan dalam tataniaga meliputi berbagai
organisasi usaha yang dibangun untuk menjalankan pemasaran. Perdagan perantara
adalah individu-individu atau pengusaha yang melaksanakan berbagai fungsi
pemasaran yang terlibat dalam pembelian dan penjualan barang karena mereka ikut
memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Mereka melaksanakan kegiatan
sebagai propietor (pemilik), partnership (mitra) atau perusahaan
koperas/nonkoperasi.
Seluruh lembaga-lembaga pemasaran
tersebut dalam proses penyampaian produk dari produsen ke konsumen berhubungan
satu sama lain yang membentuk jaringan pemasaran.
Arus pemasaran (saluran pemasaran) yang terbentuk dalam proses pemasaran ini beragam sekali, misalnya:
Arus pemasaran (saluran pemasaran) yang terbentuk dalam proses pemasaran ini beragam sekali, misalnya:
·
Produsen berhubungan langsung dengan
konsumen akhir
·
Produsen – tengkulak – pedagang
pengumpul – pedagang besar – pengecer – konsumen akhir
·
Produsen – tengkulak – pedagang besar –
pengecer – konsumen akhir
·
Produsen – pedagang pengumpul – pedagang
besar – pengecer – konsumen akhir
·
dll
Hubungan antar lembaga-lembaga tersebut akan
membentuk pola-pola pemasaran yang khusus. Pola pemasaran yang terbentuk selama
pergerakan arus komoditi pertanian dari petani ke konsumen akhir disebut sistem
pemasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar