Total Tayangan Halaman

Selasa, 25 Oktober 2011

Karakteristik Masyarakat Pesisir


2.1  KARAKTERISTIK MASYARAKAT PESISIR

à   Karakteristik masyarakat pesisir berbeda dengan karakterisik masyarakat agraris atau petani. Dari segi penghasilan, petani mempunyai pendapatan yang dapat dikontrol karena pola panen yang terkontrol sehingga hasil pangan atau ternak yang mereka miliki dapat ditentukan untuk mencapai hasil pendapatan yang mereka inginkan. Berbeda halnya dengan masyarakat pesisir yang mata pencahariannya  didominasi dengan pelayan. Pelayan bergelut dengan laut untuk mendapatkan penghasilan, maka pendapatan yang mereka inginkan tidak bisa dikontrol.
à   Menurut Satria, 20022  “nelayan menghadapi sumberdaya yang bersifat open acces dan beresiko tinggi. Hal tersebut menyebabkan masyarakat pesisir sepeti nelayan memiliki karakter yang tegas, keras, dan terbuka”.
Selain itu, karakteristik masyarakat pesisir dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya, aspek pengetahuan, kepercayaan (teologis), dan posisi nelayan sosial.
Karakteristik Masyarakat Pesisir
Aspek Pengetahuan
Aspek  Kepercayaan
Aspek Posisi Nelayan Sosial
Masyarakat pesisir mendapat pengetahuan dari warisan nenek moyangnya misalnya mereka untuk melihat kalender dan penunjuk arah maka mereka menggunakan rasi bintang.
Masyarakat pesisir masih menganggap bahwa laut memilki kekuatan magic sehingga mereka masih sering melakukan adat pesta laut atau sedekah laut. Namun, dewasa ini sudah ada dari sebagian penduduk yang tidak percaya terhadap adat-adat seperti pesta laut tersebut. Mereka hanya melakukan ritual tersebut hanya untuk formalitas semata.
Begitu juga dengan posisi nelayan sosial, pada umumnya, nelayan bergolong kasta rendah.






à   Secara sosiologis, masyarakat pesisir memiliki ciri yang khas dalam hal struktur sosial yaitu kuatnya hubungan antara patron dan klien dalam hubungan pasar pada usaha perikanan. “Biasanya patron memberikan bantuan berupa modal kepada klien. Hal tersebut merupakan taktik bagi patron untuk mengikat klien dengan utangnya sehingga bisnis tetap berjalan” (Satria, 2002)3.

Senin, 24 Oktober 2011

Defenisi Mangrove

Materi Kuliah Biologi Laut
Definisi
  Kata ‘mangrove’ : bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove . bahasa Inggris, mangrove : komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut dan individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. bahasa Portugis kata ’mangrove’ : individu spesies tumbuhan ; ’mangal’ komunitas tumbuhan tersebut.
  FAO, mangrove : individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut.
  Snedaker (1978) dalam Kusmana (2003), hutan mangrove : kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis; memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam  dan bersifat an-aerob.
  Tomlinson (1986) mangrove : tanaman tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada daerah intertidal.
  Mangrove : ekosistem spesifik karena umumnya hanya dijumpai pada pantai berombak kecil atau bahkan terlindung dari ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan.
  Secara ringkas, hutan mangrove : tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama pada pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas genangan pada saat surut ; bertoleransi terhadap garam.
  Ekosistem mangrove : suatu sistem yang terdiri atas organisme (hewan dan tumbuhan) yang berinteraksi dengan faktor lingkungannya di dalam suatu habitat mangrove.
  Beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut hutan mangrove; tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, hutan payau dan hutan bakau.
  penyebutan hutan bakau, kurang sesuai untuk menggambarkan mangrove sebagai komunitas berbagai tumbuhan yang berasosiasi dengan lingkungan mangrove.
  Di Indonesia, bakau digunakan untuk genus Rhizopora. Sedangkan kenyataannya mangrove terdiri dari banyak genus dan berbagai jenis, sehingga penyebutan hutan mangrove dengan istilah hutan bakau sebaiknya dihindari.
Distribusi Mangrove
(merupakan tipe hutan hujan tropis tp tumbuh pada wilayah tropis maupun subtropis).
-          Umumnya dijumpai tumbuh sampai lintang 25°LU dan 25°LS
-          Pantai timur Afrika; Pantai Australia; Pantai Selandia Baru (35°-40°LS)
-          Florida (Pantai Utara Teluk Meksiko) (29°LU)
        -     75% tumbuhan mangrove hidup di antara 35°LU-35°LS (Asia Tenggara: Malaysia, Sumatera, beberapa daerah  di Kalimantan)(Mc Gill 1958)
Distribusi mangrove di Indonesia
  3,80 juta ha hutan mangrove di wilayah Indonesia:
-    Pantai Cilacap (Segara Anakan & Nusa Kambangan)
-          Daerah Ujung Kulon
-          Pantai Teluk Jakarta & Kep. Seribu
-          Pantai Utara Jawa Barat
-          Pantai Timur Sumatera sampai Sumatera Selatan
-          Pantai Kalimantan Timur & sedikit Kalimantan Barat
-          Pantai Sulawesi Selatan (Sek. Kabupaten Luwu)
-          Pantai Teluk Tomori (Morowali)
-          Pantai Papua Barat
TAKSONOMI
  Waisel (1972) :
      12 genera tumbuhan dikotil
  Walsh (1974) :
      15 genera tunmbuhan dikotil dan 1 tumbuhan monokotil (Arecaceae : Nypa sp.)
  Collins et al. (1977)
      Menambah 1 tumbuhan monokotil (Pandanaceae: Pandanus sp.)
  Waisel (1972) & Walsh (1974) :
                - Perairan India : 65 sp
                - Perairan Pasific : 9 sp
                - Perairan Atlantic : 11 sp
                - Perairan Afrrica sel. : 9 sp.
  Nontji (1987) :
                - Perairan Indonesia : 89 sp
                                - 35 pohon
                                - 9 perdu
                                - 9 liana
                                - 29 epifit
                                - 2 parasit
Dikotil :
1. Avicenniaceae :  Avicennia                                      9. Myrtaceae : Osbornia
2. Bombacacea : Camptostemon                               10. Plumbaginaceae :  Aegiatilis
3. Chenopodiaceae : Suaeda                                      11. Rhizophoraceae : Bruguiera , Ceriops. Kandelia, Rhizophora
4. Combretaceae                                                             12. Rubiaceae :  Scypiphora , Sonneratia
                Conocarpus                                                        13. Sterculiaceae : Heritiera
                Laguncularia                                                      14. Theaceae :  Pellicera
                Lumnitzera                                                         15. Tiliaceae : Brownlowia
5. Euphorbiaceae  : Exoecaria                                     Monokotil : 
16. Arecaceae : Nypha
6. Leguminosae  : Machaerium                                  17. Pandanaceae : Pandanus
7. Meliaceae : Xylocarpus
8. Myrsinaceae : Aegiceras
Famili dan species jenis mangrove utama.

Famili

Spesies

Avicenniaceae



Rhizophoraceae








Sonneratiaceae
Avicennia alba Blume )
Avicennia marina (Forsk.) Vierh.
Avicennia officinalis L.
Avicennia rumphiana Hall. f.
Bruguiera cylindrica (L.) Blume
Bruguiera gymnorhiza (L.) Lamk. ex Savigny
Bruguiera parviflora (Roxb.) W.&A.
Bruguiera sexangula (Lour.) Poir.
Ceriops tagal (Pers.) C. B. Robins.
Rhizophora apiculata Blume
Rhizophora mucronata L.
Rhizophora stylosa Griff.
Sonneratia alba J. Sm.
Sonneratia caseolaris (L.) Engl.
Sonneratia ovata Backer


Karakteristik mangrove
  1. Tidak dipengaruhi oleh iklim, tetapi dipengaruhi oleh pasang surut air laut (tergenang air laut pada saat pasang dan bebas genangan air laut pada saat surut)
  2. Tumbuh membentuk jalur sepanjang garis pantai atau sungai dengan substrat anaerob berupa lempung (firm clay soil), gambut (peat), berpasir (sandy soil) dan tanah koral
  3. Struktur tajuk tegakan hanya memiliki satu lapisan tajuk (berstratum tunggal). Komposisi jenis dapat homogen (hanya satu jenis) atau heterogen (lebih dari satu jenis). Jenis-jenis kayu yang terdapat pada areal yang masih berhutan dapat berbeda antara satu tempat dengan lainnya, tergantung pada kondisi tanahnya, intensitas genangan pasang surut air laut dan tingkat salinitas
  4.  Penyebaran jenis membentuk zonasi. Zona paling luar berhadapan langsung dengan laut pada umumnya ditumbuhi oleh jenis-jenis Avicennia spp dan Sonneratia spp (tumbuh pada lumpur yang dalam, kaya bahan organik). Zona pertengahan antara laut dan daratan pada umumnya didominasi oleh jenis-jenis Rhizophora spp. Sedangkan zona terluar dekat dengan daratan pada umumnya didominasi oleh jenis-jenis Brugiera spp.



Adaptasi Mangrove untuk reproduksi
  1. Pembungaan dan polinasi. Polen yang berukuran kecil dan tidak bertangkai memungkinkan polinasi dengan bantuan angin, serangga dan burung. Polen bertangkai polinasi dibantu dengan serangga tertentu. Bunga Sonneratia mekar pada malam hari sehingga polinasi dibantu oleh serangga yang aktif di malam hari
  2. Produksi propagul. Kebanyakan mangrove di daerah sub-tropis menghasilkan propagul masak pada musim panas. Sedang pada daerah tropis mangrove berbunga dan berbuah umumnya pada awal musim kemarau
  3. Vivipari dan kriptovivipari. Vivipari adalah biji sudah berkecambah ketika masih diatas pohon dan embrio telah keluar dari pericarp, misalnya pada Rhizopora, Bruguiera, Ceriops dan Kandelia. Sedangkan Kriptovivipari adalah biji sudah berkecambah ketika masih diatas pohon (embrio berkembang di dalam buah) tetapi tidak cukup kuat menembus pericarp
  4. Penyebaran propagul dan pembentukannya. Propagul pohon-pohon mangrove biasanya memiliki kemampuan mengapung sehingga dapat beradaptasi dengan penyebaran oleh air. Misal pada Rhizopora, selama proses vivipari buah memanjang dan distribusi beratnya berubah sehingga menjadi lebih berat pada bagian ujung bawah serta akhirnya terlepas. Kemudian propagul ini mengapung di air (atau langsung menancap di substrat ketika air surut), tumbuh dimulai dari akar yang muncul dari ujung propagul dan bertahap akan menjadi individu baru.

Fungsi Mangrove
Fungsi Fisik
  1. menjaga garis pantai dan tebing sungai dari erosi/abrasi agar tetap stabil
  2. mempercepat perluasan lahan
  3. mengendalikan intrusi air laut
  4. melindungi daerah di belakang mangrove dari hempasan gelombang dan angin kencang
  5. menguraikan/mengolah limbah organik
Fungsi Biologis/Ekologis
  1. tempat mencari makan (feeding ground), tempat memijah (spawning ground) dan tempat berkembang biak (nursery ground) berbagai jenis ikan, udang, kerang dan biota laut lainnya
  2. tempat bersarang berbagai satwa liar, terutama burung sumber plasma nutfah
Fungsi Ekonomis
  1. hasil hutan berupa kayu
  2. hasil hutan bukan kayu, seperti madu, bahan obat-obatan, minuman, makanan, tanin
  3. lahan untuk kegiatan produksi pangan dan tujuan lain (pemukiman, pertambangan, industri, infrastruktur, transportasi, rekreasi)